Memberi suplementasi wajib bagi bayi dan anak seringkali menjadi solusi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu tumbuh kembang anak. Suplemen vitamin dan mineral dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan anak serta meningkatkan kekebalan anak sehingga anak-anak jarang sakit. Benarkah anak-anak wajib mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral?
Pemberian Suplementasi bagi Bayi dan Anak-Anak
Dalam masa pertumbuhan, anak-anak membutuhkan berbagai nutrisi untuk membantu tumbuh kembangnya. Dilansir dari laman IDAI, sebenarnya pemberian vitamin dan mineral pada anak-anak sifatnya merupakan suplementasi. Artinya, suplemen hanya diberikan pada anak-anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari.
Untuk mengetahui kondisi kekurangan nutrisi pada anak perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu agar pemberian suplemen tepat sasaran. Karenanya, pemberian suplemen vitamin dan mineral sebaiknya setelah melalui konsultasi dan pemeriksaan dokter.
Apa Saja Suplemen yang Dibutuhkan Bayi dan Anak-Anak?
Pada dasarnya, kebutuhan nutrisi bayi sebenarnya dapat terpenuhi melalui pemberian ASI yang cukup. ASI mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang seperti kalsium, protein, lemak, dan karbohidrat. Namun seiring pertumbuhan bayi, ASI tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Untuk itu bayi membutuhkan asupan nutrisi dari makanan pendamping ASI.
Apabila pola makan dan menyusu bayi baik, umumnya bayi tidak membutuhkan suplemen vitamin untuk bayi. Namun pada beberapa kasus seperti bayi lahir prematur, bayi yang memilih-miih makanan (picky eater) dan bayi yang memiliki alergi atau masalah pernapasan dan pencernaan kronis umumnya membutuhkan suplementasi untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Beberapa suplementasi vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak-anak antara lain:
1. Vitamin A
Vitamin A pada bayi berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh, membantu penglihatan dan menjaga kulit bayi agar tetap sehat. Pemberian supementasi vitamin A juga bermanfaat menurunkan angka kematian sebesar 24% dan kematian terkait diare sebesar 28%.
WHO merekomendasikan pemberian suplementasi vitamin A sebesar 100rb U pada bayi usia 6-11 bulan dan vitamin A sebesar 200rb U setiap 4-6 bulan pada anak usia 12-59 bulan. Anda bisa mendapatkan vitamin A tersebut melalui puskesmas dan kegiatan posyandu setempat. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan vitamin A dari sumber almai seperti wortel, ubi, bayam, kalem melon, jus tomat, telur, keju, dan pepaya.
2. Vitamin D
Vitamin D berfungsi untuk menyerap kalsium dan menjaga kesehatan tulang serta gigi. Jika bayi kekurangan vitamin D, maka ia akan berisiko terkena gangguan tulang seperti rakitis. Anak-anak bisa mendapatkan vitamin D dengan berjemur di luar rumah atau mengonsumsi makanan yang kaya dengan vitamin D seperti ikan salmon, tuna, hati, telur dan mnyak ikan.
Dilansir dari Kids Health, pemberian makanan yang sudah difortifikasi vitamin D seperti susu, yoghurt dan sereal juga dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin D anak-anak. Namun jika dibutuhkan, Anda dapat memberikan suplemen vitamin D atau D3.
3. Zat Besi
ASI mengandung zat besi yang dibutuhkan oleh bayi hingga mereka berusia 4-6 bulan. Namun bayi yang lahir prematur, kembar, dan berat lahir rendah berisiko kekurangan zat besi. bayi pada usia 6-12 bulan tumbuh dengan sangat cepat sehingga berisiko kekurangan zat besi.
Karenanya, bayi di atas 6 bulan dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging sapi, daging kambing, hati ayam dan hati sapi, bayam dan brokoli. Selain itu, bayi dan anak-anak juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C atau makanan yang telah difortifikasi zat besi. Apabila si kecil masih membutuhkan zat besi, maka dianjurkan untuk memberikan suplemen zat besi secara rutin setiap hari selama 3 bulan setiap tahunnya sejak bayi berusia 6 bulan.
4. Zinc (seng)
Zinc adalah mineral yang dibutuhkan untuk mengoptimalisasi pertumbuhan pada anak dan mencegah terjadinya diare dan pneumonia. Anda dapat memberikan suplementasi zink secara rutin selama minimal 2 bulan setiap 6 bulan sekali pada bayi usia 6-23 bulan. Selain itu Anda juga dpaat memberikan anak-anak makanan yang mengandung zinc seperti daging, susu, ikan, tiram, dan kacang-kacangan.
Pemberian ASI dan pola makan yang baik umumnya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak. Namun pada kasus tertentu, anak-anak membutuhkan nutrisi lebih dari makanannya sehari-hari. Sebelum memberikan suplemen, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu pada dokter mengenai kebutuhan dan cara pemenuhan nutrisi pada anak.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
IDAI. (2017). Perlukah Suplementasi Vitamin dan Mineral pada Bayi dan Anak?. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak
Johns Hopkins All Children’s Hospital. Do Kids Need Vitamin Supplements?. Available from: https://www.hopkinsallchildrens.org/ACH-News/General-News/Do-Kids-Need-Vitamin-Supplements
NHS UK. Vitamin for Children. Available from https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/vitamins-for-children/
CDC, Iron. Available from: https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/diet-and-micronutrients/iron.html#
Kids Health. Vitamin D. Available from: https://kidshealth.org/en/parents/vitamin-d.html#
IDAI. (2017). Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi#
CDC. Zinc. Available from: https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/vitamins-minerals/zinc.html